Tidak lama lagi rakyat dan bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun kemerdekaan yang ke 62. Persiapan menyambut kemerdekaan telah tampak di segenap pelosok tanah air. Gemerlap hiasan diseantero pelosok tanah air menambah semaraknya penyambutan tahun kemerdekaan. Pertandingan olah raga antar RT atau RW pun bergerak beberapa bulan menjelang peringatan kemerdekaan. Tak kalah menariknya bendera Merah Putih, yang telah lama tersimpan, kini mulai dikibarkan di rumah-rumah penduduk. Hiasan-hiasan bendera, umbul-umbul, spanduk bahkan Gapura menambah semaraknya suasana penyambutan hari Kemerdekaan.
Sebagai muslim dan warga negara yang baik dalam menyambut HUT kemerdekaan merayakannya dengan rasa syukur kehadirat Alloh SWT, serta tak lupa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada putra-putra terbaik bangsa atas jasa-jasanya yang telah mengusir kaum penjajah dari bumi pertiwi sehingga kita dapat menghirup udara kemerdekaan. Sebagai bangsa yang besar sudah selayaknyalah kita tidak melupakan sumbangsih mereka. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Nikmat kemerdekaan, melepaskan diri dari belenggu penjajah merupakan anugerah yang teramat besar yang telah diberikan oleh Alloh SWT; untuk itulah dalam mensyukuri nikmat tersebut bukanlah dengan melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji seperti hura-hura, mabuk-mabukan dan lupa diri, tapi justru dengan nikmat yang telah diberikan ini kita harus lebih mendekatkan diri kita kepada Yang Maha pemberi nikmat.
Alloh taala dalam Al-Quran telah menggariskan serta memerintahkan kita agar didalam menerima nikmat tersebut kita harus bersyukur dengan semakin mendekatkan diri dkepada-Nya.
Firman Alloh :
"Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkorbanlah (QS 108:1-2)
Demikianlah islam dengan ajarannya yang teramat mulia mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya bersyukur dalam menerima nikmat yang kita terima.
Setelah enam puluh dua tahun kita merdeka, maka tugas selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan yang telah Alloh berikan yaitu dengan turutserta dalam pembangunan yang tengah digelar. Pembangunan merupakan prasyarat mutlak bagi suatu bangsa dalam rangka mensejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa lain dibelahan bumi ini serta dalam rangka mensejahterakan kehidupan rakyat. Keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dalam kancah pembangunan akan mempercepat tujuan pembangunan. Karena suatu pembangunan apabila tidak didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, maka pencapaian tujuan pembangunan akan tersendat-sendat dan jadilah kita bangsa yang tidak punya harga diri di mata bangsa-bangsa lain.
Al-Quran menampilkan kisah yang cukup menarik tentang kaum Nabi Musa AS, yaitu ketika Bani Israil dengan pertolongan Alloh melalui perantaraan Nabinya mampu mengusir/melenyapkan penjajahan Firaun atas bangsa Israil. Namun apa yang terjadi setelah itu? Ternyata bangsa Israil tak mampu mengisi kemerdekaan yang telah dianugerahkan Alloh kepada mereka. Malas, tidak mau perduli, menyerahkan segala sesuatunya pada pimpinan, dan merasa dirinya rendah yang diakibatkan oleh penindasan Firaun ternyata membuat bangsa ini tidak mampu membangun dirinya. Merdeka saja tidaklah cukup, tapi juga mesti diikuti oleh pembangunan disegala bidang,agar setiap anggota masyarakat dapat hidup mandiri baik sebagai pribadi maupun bangsa.
Pada sekelumit paparan tentang Bani Israil, memberikan gambaran kepada kita bahwa pembangunan tak akan mampu mengubah segala sesuatunya bila pembangunan itu sendiri tidak didukung secara aktif oleh lapisan masyarakat yang ada.
Firman Alloh :
"Alloh tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mengubah nasibnya sendiri? (QS 13:11)
Pembangunan yang dilakukan hendaknya jangan hanya tertumpu pada pembangunan fisik semata lebih dari itu pembangunan harus pula menyentuh sisi mental spiritual masyarakat. Sebab pembangunan fisik apapun yang dilakukan tanpa membangun mental spiritual bangsa maka pembangunan tersebut akan mubazir dan pincang yang hanya menciptakan manusia-manusia yang rakus serta tidak peduli terhadap lingkungannya. Lihatlah kondisi republik ini, yang tingkat korupsinya menempati ranking utama dalam daftar yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemantau korupsi International, lihatlah kondisi di negeri ini yang bantuan bencana untuk para korban masih digerogoti sana sini.
Pembangunan mental spiritual bukan hanya tugas dari negara tapi ia juga merupakan tugas bangsa dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Tugas merebut tanah air dari kaum penjajah telah berhasil, maka sekarang dihadapan kita muncul tugas baru yang tak kalah pentingnya dengan mengusir penjajah. Tugas itu seperti apa yang saya sebutkan dimuka adalah mengisi kemerdekaan. Hal ini mengindikasikan bahwa tugas mengisi kemerdekaan akan terus dan terus dilakukan. Kita tidak boleh berhenti apalagi frustasi. Ingat dibelakang kita, anak - cucu kita butuh suasana yang aman, tentram, harmonis. Dan suasana itu hanya akan terwujud bila kita bekerja giat ke arah itu.
Firman Alloh :
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan/tugas) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan/tugas) yang lain (QS94:7)
Tugas (urusan) mengusir penjajah dari bumi pertiwi telah usai, maka tugas selanjutnya menanti dihadapan kita, dan seperti apa kata Al-qur'an kita harus sungguh-sungguh menjalankan urusan (tugas) ini. Tanpa sungguh-sungguh dalam mengisi pembangunan niscaya kita akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain.
Untuk itu dalam mengisi kemerdekaan ini tiap diri dituntut untuk menyumbangkan kemampuan yang dimilikinya, sekecil apapun kemampuan itu. Sikap saling menghormati kemampuan orang lain dan tidak memandang rendah merupakan sikap yang terpuji demi lancarnya roda pembangunan.
Firman Alloh :
"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Alloh sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS 59:18)
Dengan demikian seorang muslim didalam melaksanakan kehidupannya dituntut untuk berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya agar terhindar dari siksaaan yang pedih. Sebab sekecil apapun perbuatan tersebut akan diperlihatkan kelak.
Firman Alloh :
Pada hari ketika tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan, begitu juga kejahatan yang dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh, dan Alloh memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)Nya. Dan Alloh sangat penyayang kepada hamba-hambaNya. (QS 3:30)
Untuk itu mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif merupakan suatu perbuatan yang mulia dan membantu tercapainya ketertiban dan keamanan dalam masayarakat.
Dan jangan pernah menunda-nunda untuk mengisi kemerdekaan ini.
Sabda Nabi SAW:
Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara, yaitu :
1. Mudamu sebelum masa tuamu
2. Sehatmu sebelum tiba sakitmu
3. Kayamu sebelum tiba miskinmu
4. Kelapangan waktumu sebelum datang kesibukanmu
5. Hidupmu sebelum datang ajalmu.
(HR. Baihaqy dan Hakim)
(ditulis oleh : Abi Naufal )