Tapi sekarang? Nasib meja ping pong sungguh tragis, karena hanya bertahan selama seminggu di tempat keberadaannya dan digantikan bergunung-gunung batu kali yang mendadak datang kemaren (27/07) sore/petang sebanyak 2 truk. Belom lagi nantinya pasir ataupun bahan material lain.
Dan rencananya batu kali beserta temannya ini oleh pengembang untuk merehabilitasi pembuatan turap saluran aliran danau yang sempat jebol diterjang hujan lebat Mei kemaren ( lihat tulisan : [SaLuRAN AiR.....KaPAN?] ) yang sempat mengakibatkan luapan air ke komplek PBH yang seharusnya tidak terjadi.
Meski harus mengorbankan meja ping pong, warga RT. 09 khususnya cukup lega dengan action pengembang ini. Dan mungkin nantinya dalam pelaksanaan rehabilitasi turap mesti tetap dipantau supaya jangan sampai kecolongan lagi seperti pembuatan yang pertama dimana dari segi teknis konstruksi sangat-sangat tidak layak seperti bahan dari batako, kemiringan turap tegak lurus 90 derajat, kedalaman saluran air, dan lain-lain.
Ini referensi dari beberapa warga yang memang sudah mumpuni dibidang teknis konstruksi.
Kembali ke ping pong, jadi untuk sementara ping pong harus mengalah dulu sampai didapat tempat yang cocok. Dan sebagai gantinya yang utama adalah bultang yang tidak bisa diganggu gugat, dan mungkin catur atau gaple saja sebagai alternatif laen.
Setuju?
Kemaren sore, bareng sam pak dirman, iseng ke pemasaran, nanyain itu tumpukan material mau di kerjain kapan. Tapi biasa jawaban dari pemasaran hehee,... nanti mau di tanyakan ke bagian tekniknya. Coba kalau ada yg tahu bagian tekniknya,... dikonfirmasi aza, kapan mau di mulai tuh. Apa nunggu jembatan di Blok H selesai dulu? nunggunya lama dong, kebanjiran lagi dong,... cepek dech,..
BalasHapus